Cari Blog Ini

Rabu, 01 Februari 2012

Gowes Piknik Semarang - Pantai Bandengan Jepara


“No road is long with good company”

    ~ Turkish proverb ~

    (episode: The joy beat the heat)

Terinspirasi oleh para Srikandi b2w Indonesia yang gowes dari Jakarta ke Jepara, 9 ‘Srikandi’ yang tergabung dalam komunitas b2w Semarang pun menyusul gowes ke Jepara, ditemani sekitar 13 ‘Arjuna’.  Oleh sang pencetus (dan provokator tangguh) ide, Elvi, gowes kali ini diberi tajuk GOWES PIKNIK SEMARANG – PANTAI BANDENGAN JEPARA.

Rencana berangkat dari meeting point jam 5.30 memang sempat tertunda dikarenakan peserta yang akan ikut pun datangnya molor.  Setelah berkumpul sekitar 17 orang, sekitar pukul 05.50 kita akan berangkat seusai sesi berdoa dan foto bersama. Pada waktu itulah Darmawan yang memegang seksi humas b2w Semarang – alias lebih terkenal dengan nama udara Boil Lebon – menelpon Elvi meminta agar ditunggu karena dia sudah dekat dengan area meeting point. Semua pun semakin bersuka cita karena dengan adanya nyonya Boil alias Pipit alias Roosy, maka akan ada mobil yang mengiringi perjalanan kita, mobil yang tentu keberadaannya sangat dibutuhkan mana kala terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

jelang berangkat

centilnya Cipluk dan Elvi :)

Perjalanan yang bisa dikatakan bermodal kenekadan karena berbeda dengan GCtK 15 April lalu, sejak awal keberangkatan, sudah ada mobil pak BudCam, ambulance, dan sebuah truk yang mengiringi, in case akan ada yang harus ‘loading’ di perjalanan. Alhamdulillah waktu itu, yang amat sangat bermanfaat dalam perjalanan memang terutama mobil pak BudCam. Selain karena ada Yasto yang mengabadikan perjalanan kita dari arah depan, tentu banyak yang menitipkan barang bawaannya kedalam mobil. Plus tidak dilupakan juga persediaan air minum yang banyak disediakan oleh pak BudCam dalam mobil.


Alhamdulillah ada Boil sehingga rasa aman sedikit melingkupi. (atau hanya perasaanku saja ya?) Jadi meski tanpa ambulance, tanpa truk yang bisa dipakai untuk loading, 17 orang dengan penuh semangat mulai meninggalkan kawasan UNDIP untuk kemudian menuju Jalan Mataram, Bubakan, dan seterusnya. Seperti GCtK lalu. ada peserta termuda Dhimas, kali ini pun ada si kecil Aan (Brian) yang ikut bersama Papahnya. Semula Aan sempat hampir tidak jadi karena tidak ada teman gowes seusianya. Namun, sekali lagi, hasil provokasi sang provokator perjalanan, Aan pun dengan ceria mengikuti rombongan.

sebelah kiri Om Topi, di kanan Aan, anaknya :)
di alun-alun Demak

Sesampai di pertigaan Genuk tambah lagi peserta sehingga jumlah peserta pun mencapai 22 orang. Perjalanan benar-benar sangat santai dikarenakan ada Aang, Esty dan Pipit yang baru kali ini nekad ikut tour ke luar kota. Sempat mampir di sebuah SPBU untuk melepaskan hajat dan recharging tenaga dengan minum dan mengumpulkan nafas sebelum sampai di alun-alun Demak.

saat mampir istirah :)
di gerbang masuk Kabupaten Jepara

Rombongan sampai di alun-alun Demak sekitar pukul 08.15. Kita langsung menghampiri tempat kita mampir sarapan 15 April lalu, seorang perempuan cantik yang konon ada ehem-ehem dengan pak ketu Komselis (gubraxxx, ditimpuk tas seli sama mas Tung) yang berjualan soto ayam dan swike ayam. Kali ini karena peserta hanya sekitar 22 orang saja, maka kita ga pakai ngantri lama untuk menunggu pesanan makanan dan minuman datang.

melanjutkan perjalanan

Sebelum meninggalkan alun-alun Demak, Aan pun loading. Sepeda dipreteli, masuk mobil Boil, dan Aan menemani Adit yang mendampingi sang Apak menyetir mobil sembari menyemangati sang mantan pacar melanjutkan perjalanan gowes.

Perbedaan cuaca sangatlah ekstrim jika dibandingkan GCtK 15 April lalu. Sampai kita mencapai garis finish di Museum Kretek, mentari tetap saja bersembunyi di balik awan. Gowes Piknik ke Pantai Bandengan kita kali ini senantiasa dipayungi oleh sinar surya yang terus menerus menyapa. Namun kita tetaplah penuh semangat.

ngadem di sebuah mini market di perempatan Welahan



Mendekati pertigaan Demak – Kudus – Jepara, Pipit mulai menyerah karena tak tahan panas. Namun mengingat ini adalah pengalaman pertamanya gowes luar kota, ini sudah merupakan suatu prestasi bagus.  Dikarenakan mobil sudah terisi sepeda si kecil Aang, maka diputuskan sepeda Cipluk – peserta dari Kudus yang telah menganggap b2w Semarang komunitas keduanya – yang dilipat, masuk mobil; sedangkan si empunya sepeda gowes sepeda milik Pipit.


Rombongan melewati gapura selamat datang di Kabupaten Jepara sekitar pukul 11.40. Kita sempat beristirahat dua kali. Pertama di sebuah rumah makan yang bernama “Ora Nyono” dan yang kedua mini market A***mart dimana beberapa teman ngadem ke dalam. Di sinilah pertama kali ada penampakan om Andang menghampiri rombongan dan bertanya apakah ada di antara kita ada yang butuh tumpangan mobil. Dengan gagah perkasa kita menjawab tidak. :)


Teman-teman anggota b2w Jepara sempat terheran-heran melihat ada sekitar 8 perempuan (Pipit sudah berada dalam mobil) ikut dalam rombongan karena ternyata di ‘Jepara Cycling Club’ – kata om Andang, b2w Jepara terbentuk dengan mengumpulkan para anggota beberapa klub sepeda di Jepara – di Jepara belum ada anggota perempuan yang berani gowes keluar kota. Mereka hanya ‘berkeliaran’ di dalam kota saja.


Melewati perempatan Kalipucang Welahan kita mulai disambut tanjakan-tanjakan yang meski landai namun panjang. Beberapa anggota b2w Jepara mulai mengiringi rombongan Semarang. Namun justru inilah yang akhirnya membuat keduapuluh satu goweser terpisah menjadi beberapa kelompok; bukan satu kesatuan lagi. Yang melaju di depan terus melaju karena merasa ‘aman’ yang di belakang ada anggota b2w Jepara yang mengiringi. Yang di belakang entahlah nasibnya bagaimana.

di gerbang masuk kota Jepara

Aku mulai merasakan kenyamanan yang sangat mengganggu ketika melewati pertigaan yang aku tidak tahu namanya. Aku masih melihat goweser di depanku berbelok kiri, aku langsung belok. Namun aku bingung antara terus gowes atau menunggu yang ada di belakang. Yang di belakang tidak kelihatan sama sekali.


Akhirnya aku memutuskan untuk terus setelah yakin di belakang ada Anjar yang ditugasi sebagai sweeper. Seingatku di belakang masih ada Lila, Esty dan beberapa yang lain yang aku tidak ingat siapa saja.


Di satu tanjakan, aku sempat berhenti setelah Asrul mengacung-acungkan botol minuman di pinggir jalan. Akhirnya aku, Asrul, dan Ranz – sang fotografer yang tidak suka difoto – berhenti sejenak. Recharging. Sekitar 5 menit kemudian, Ranz mengajak melanjutkan perjalanan karena ternyata tak jauh dari situ kita akan sampai gerbang masuk kota Jepara. Teman-teman yang telah sampai di sana tak sabar menunggu Ranz untuk mengabadikan momen berharga itu.


Di tengah gembira ria berpose bersama, (Boil, Pipit dan si kecil Adit plus Aan sampai di situ juga dan ikut berfoto bersama), sembari menunggu rombongan yang ada di belakang, para ‘pengiring’ anggota b2w Jepara meminta kita melanjutkan perjalanan karena katanya tak lama lagi kita akan sampai di tujuan utama, Pantai Kartini. Namun kita keukeuh menunggu yang ada di belakang sampai kita ber22 berkumpul.


Dan benarlah adanya. Esty dan Anjar yang pertama terlihat dari kejauhan. Setelah sampai, Anjar lapor ternyata kaki Esty sempat kram yang membuatnya harus berhenti sebentar. Lila menyusul tak lama lagi. Mereka bertiga masih berkesempatan mengabadikan momen penting itu. Tinggal satu, Anggun, yang setelah nampak di kejauhan, terlihat begitu tertatih-tatih menapaki tanjakan terakhir itu. Setelah hampir sampai, dia disambut Ranz yang berjalan mendekatinya. Merasa sangat lega telah berkumpul lagi dengan yang lain, Anggun menangis karena ternyata dia sempat jatuh sebelumnya karena terpeleset pasir. Untuk sementara Anggun tak mampu melanjutkan perjalanan dengan gowes. Maka, dia pun berganti posisi dengan Pipit. Pipit disemangati bahwa dia akan mampu gowes sampai Pantai Kartini sementara Anggun beristirahat dalam mobil.


Untunglah memang setelah melewati gerbang selamat datang di kota Jepara, tak ada lagi tanjakan. Jalanan menurun atau datar. Meski begitu sinar terik matahari tetap saja bergeming. Hal inilah yang kemudian membuat beberapa dari kita mampir ketika melihat sebuah minimarket di sebelah kanan jalan. Kita butuh ngadem dan minum: recharging tenaga. Sekali lagi rombongan Jepara ‘menyemangati’ kita untuk tak perlu lama leyeh-leyeh karena tak lama lagi kita akan sampai tujuan. Upaya penyemangatan yang kurang ‘mempan’ karena ditanggapi oleh sang provokator, “Yah namanya juga gowes piknik om. Ya kita nyante aja gowesnya. Gowes, belanja, kulineran, gowes, belanja, kulineran... gitu deh. Ga usah keburu-buru waktu.” NAH LO. LOL.

di pantai Kartini Jepara

Waktu menunjukkan pukul 14.00 ketika kita semua sampai di patung kura-kura raksasa di pinggir pantai Kartini. Makan siang tiba! Dengan menu khas Jepara – sejenis opor namun kuahnya kental plus tempe ‘orek’ yang warnanya pucat, berarti tanpa kecap memasaknya – kita makan ramai-ramai di bawah patung kura-kura. 


makan! mengembalikan energi yang terkuras

Usai makan siang, acara ramah-tamah. Saling memperkenalkan diri dari kedua belah pihak – Semarang dan Jepara. Dari Semarang, Boil berinisiatif memberikan kenang-kenangan berupa satu jersey b2w Semarang.

foto bareng untuk dokumentasi bersama

Sekitar pukul 15.30 perjalanan dilanjutkan ke Pantai Bandengan. Boil dan keluarga tidak bisa terus mengiringi karena mereka ada acara lain. Otomatis dari pantai Kartini ke pantai Bandengan yang berjarak sekitar 5 kilometer, si kecil Aang dan Anggun ikut gowes. Tentu saja (sebagian) teman-teman Jepara mengiringi.


Setelah sampai pantai Bandengan ada rasa puas dan haru – bagiku sendiri – karena ternyata kita semua akhirnya sampai juga di tujuan yang tertulis di spanduk. Kepuasan yang tak ternilai harganya.

narsis di pinggir pantai :)

Beberapa dari kita menyempatkan diri main banana boat, yang lain sibuk mematut-matut diri di depan kamera. Yang lain duduk-duduk menikmati pemandangan pantai yang penuh dengan perahu-perahu.

dalam truck, perjalanan pulang ke Semarang

Kita meninggalkan lokasi sekitar pukul 18.00. Anggun turun masih di sekitar kota Jepara karena dia diminta mengunjungi seorang kerabat. Cipluk turun di satu tempat dimana ada isuzu atau ojek yang langsung bisa dia naiki pulang ke Kudus. Asrul berhenti di Welahan. Yang lain kembali ke kota Semarang. Ranz masih harus melanjutkan perjalanan dengan ‘travel’ ke Solo. Dia sampai rumah sekitar pukul 00.30. (Jangan kapok ya say?)


Sekali lagi membuktikan bahwa tak ada jalan yang panjang jika kita memiliki teman seperjalanan yang asyik. Bahkan terik mentari pun tak bisa mengalahkan keriangan yang memenuhi rongga dada.


Love you all.

GL7 13.55 310511


Special thanks for our dearest photographer, Ranz, dimana di salah satu albumnya dia menulis kalimat yang kukutip di awal tulisan ini, “the joy beat the heat”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.