Cari Blog Ini

Senin, 31 Desember 2018

Semarang Last Sunday Ride 2018



Dengan bangga Komselis -- Komunitas Sepeda Lipat Semarang -- turut meramaikan pelaksanaan Last Sunday Ride tahun 2018, yang serentak dilakukan di beberapa kota di Indonesia Raya setelah dipilih oleh Panitia Pusat.

Dengan mengambil tema "Ride with Style" lebih dari seratus limapuluh pesepeda di kota Semarang dan sekitarnya berkumpul di depan Balaikota Semarang pada hari Minggu 30 Desember 2018, pukul 05.30. Ternyata, di lokasi yang sama sedang diadakan acara "jalan santai" yang diikuti oleh perwakilan dari kelurahan-kelurahan yang ada di kota Semarang. Oleh karena itu, agar para pesepeda maupun pejalan kaki tidak 'tumpek bleg' di Jalan Pemuda di depan Balaikota, panitia dari Komselis memberangkatkan para peserta tak lama setelah jam menunjukkan pukul enam pagi. Mereka berbaris rapi menuju arah Tugumuda kemudian belok ke kanan, ke Jalan Imam Bonjol.


Semula pitstop pertama -- sekaligus lokasi photo session -- adalah tempat pengasapan ikan. Namun karena Avitt -- sang Road Captain kali ini -- memilih jalur yang salah setelah melewati Jalan Petek, kita tidak jadi mampir. LOL. Kita langsung menuju jalan arteri Yos Sudarso. Setelah melewati jembatan, kita ambil arah kiri, turun ke jalan yang menuju Indonesia Power. Kemudian belok ke arah Utara, menuju Kota Lama.

Dari area Kota Lama -- yang pelaksanaan renovasinya ga menunjukkan perkembangan yang menyenangkan :( -- kita ke arah Bubakan, kemudian belok kiri menuju Jalan Dr. Cipto. Di ujung Jalan Dr. Cipto, kita belok ke Jalan Mrican, terus hingga naik jembatan Kedungmundu yang lumayan bikin ngos-ngosan. Meskipun begitu, para peserta yang berada di sekitarku -- depan maupun belakang -- tak terlihat yang hampir pingsan. LOL. Semua tetap terlihat ceria. Keren yaaa. :)


sayang anak :)





(Aku masih ingat sekitar 8 tahun lalu ikut satu funbike yang rutenya lewat jembatan Kedungmundu, di pinggir jalan terlihat tumpukan orang-orang yang teler. LOL.)

Di pertigaan di ujung Jalan Kedungmundu, kita belok kanan, ke arah Sambiroto, lurus terus menuju perumahan elite Citra Grand. Di perumahan yang identik dengan merry-go-round nya ini ("dreimolen"?) panitia lokal membagi-bagikan makanan yang dihasilkan dari 'potluck' para peserta. Selain itu juga ada door prizes yang dikirim dari panitia pusat yang dibagikan pada peserta yang beruntung.

Usai pembagian door prizes, kita berfoto bersama.

Acara selanjutnya sebagian dari kita melanjutkan bersepeda ke arah Taman Indonesia Kaya dengan melewati Jalan Fatmawati, Jalan Majapahit, lurus hingga Jalan Ahmad Yani, Simpanglima dan Jalan Pahlawan. Namun tak sedikit dari kita yang langsung pulang karena ada acara lain yang tak kalah pentingnya.

Dalam perjalanan menuju Taman Indonesia Kaya -- yang dulunya adalah Taman KB -- kita sempat mampir ke satu warung soto sapi. Cemilan 'pot luck' yang kita dapatkan kurang nendang. LOL.

Sesampai Taman Indonesia Kaya, kita berfoto-foto, ngobrol-ngobrol heboh sebentar, kemudian membubarkan diri. :)

Sampai bertemu di event-event selanjutnya di tahun 2019, kawans!

PT56 11.48 31/12/2018








N. B.:
Ada ratusan foto lain yang bisa dilihat di grup Facebook Komselis. Check them out there ya gaes :)

Segowangi 59


Hari Jumat 28 Desember 2018 adalah hari Jumat terakhir di bulan Desember, hari Jumat terakhir di tahun 2018. Saatnya para pesepeda di kota Semarang yang hobi bersepeda di malam hari -- karena enggan jika bersepeda di siang hari karena khawatir warna kulitnya menjadi kian eksotis alias legam. Lol.

Dengan tema "SILENT RIDE" (setelah peristiwa tsunami di Selat Sunda yang menyebabkan ratusan orang kehilangan nyawa, padahal baru beberapa bulan lalu peristiwa serupa terjadi di Palu dan Donggala) aku memilih warna hitam sebagai dress code. Warna hitam sebenarnya tidak disarankan untuk dikenakan oleh pesepeda karena warna yang tidak mencolok sehingga memungkinkan pengguna jalan lain tidak melihat ada pesepeda yang melintas. Oleh karena itu mengenakan 'scotchlite' yang bisa ditempelkan di baju/helm/sepeda sangat dianjurkan.



Alhamdulillah cuaca di kota Semarang cerah, setelah beberapa hari sebelumnya Semarang terus menerus diguyur hujan. Panasnya kota Semarang di hari Jumat siang itu bahkan membuat kita hampir lupa bahwa kita sedang berada di bulan Desember, bulan yang konon hujan sedang getol datang. (desember = gede-gedene sumber, alias sumber air sedang penuh-penuhnya.) Karena cuaca cerah, banyak pesepeda yang datang turut meramaikan segowangi yang ke-59.

Aku memilih rute Balaikota - Tugumuda - Jl. Sugiyopranoto - Jl. Suyudono - Jl. Basudewo - Jl. Jendral Sudirman - Jl. Anjasmoro - PRPP - Madukoro - Semarang Indah - Jl. Indraprasta - Jl. Pierre Tendean - Jl. Pemuda - Balaikota.

Terima kasih tak terhingga kepada para pesepeda yang telah turut meramaikan segowangi ke-59. Sampai bertemu lagi di segowangi bulan depan, Januari 2019.

PT56 12.31 31/12/2018






























Kamis, 27 Desember 2018

Gowes Kartini 2018




Untuk memperingati Hari Kartini 21 April 2018, B2W Semarang dan Komselis mengadakan Tweed Ride, alias bersepeda dengan mengenakan busana keren. Khususnya kebaya. Well, ini bukan berarti bahwa kepahlawanan Ibu Kartini kita kenang hanya dengan memperhatikan cara berbusana Ibu Kartini zaman dulu lho. Namun, ketika diingat-ingat nampaknya orang-orang Indonesia banyak yang meninggalkan cara berbusana 'tradisional', mereka terbiasa mengenakan baju kasual dalam kehidupan sehari-hari. Busana tradisional dikenakan hanya di acara-acara tertentu[ salah satunya adalah di Hari Kartini.

Kebetulan tahun ini Hari Kartini 21 April jatuh pada hari Sabtu, dimana banyak orang memiliki kesempatan untuk bersantai, kita bisa menyelenggarakan acara tepat di tanggalnya. :) Dan karena Sabtu pagi masih ada sebagian kawan-kawan yang harus ke kantor, kita memilih bersepeda bersama di sore hari.

Sekitar pukul 16.00 kita berkumpul di Balaikota Jalan Pemuda. Lumayan banyak yang datang meski cuaca nampak kurang mendukung. Mendung yang menggayut tebal di langit bisa jadi pertanda hujan akan turun.

Untuk mengantisipasi hujan, rute yang kita tempuh tidak terlalu panjang. Dari balaikota, kita menuju arah Tugumuda kemudian belok kanan ke arah Jalan Imam Bonjol. Terus menyusuri Jalan Imam Bonjol hingga memasuki area Kota Lama. Nah, baru saja kita sampai di Jembatan 'Mberok', hujan turus dengan deras. 'Pasukan' sepedaan pun kocar kacir. Lol. Kita sibuk mencari tempat yang lumayan untuk berteduh.

Ternyata hujan turun lumayan lama. Kita pun tak jadi melanjutkan perjalanan memutar ke arah Stasiun Tawang. Setelah hujan kita rasa sedikit mereda, kita langsung menuju satu kafe yang telah dipilih oleh beberapa kawan untuk nongkrong. Ada pembagian door prize bagi kawan-kawan yang telah berkenan berdandan dengan 'heboh'. :)

Dan … ada surprise di hampir penghujung acara. Om Budenk secara tak terduga mengumumkan bahwa Tayux mengundurkan diri dari jabatan ketua Komselis yang telah diembannya sejak bulan Oktober tahun 2013. Plus, atas kesepakatan (beberapa orang) bersama, mereka memilih Riu untuk menggantikan posisi Tayux. Sedangkan Avitt yang sedang naik daun (secara dia mirip ulat yang suka naik daun, lol) di dunia perselian Nusantara didapuk sebagai 'ambassador' Komselis yang dulu dipegang oleh Dany Saputra. Oke deh, selamat ya Komselis atas upaya regenerasi yang dilakukan secara damai. Semua senang dan gembira. Horeee …

PT56 14.44 27/12/2018

N.B.

Berhubung Ranz tidak bisa hadir di acara ini gegara kesibukannya di kantor, semua foto kudonlot dari grup Komselis; dengan tukang jepret Tayux, Indra, Adhit, dan om Budenk.























































juara busana terheboh