Cari Blog Ini

Senin, 29 Januari 2018

SEGOWANGI 48 ~ welcoming Imlek

SEGOWANGI 48

Di awal tahun 2018 ini penyelenggaraan segowangi telah mencapai angka ke-48! Alhamdulillah. Layak dirayakan ya? Bentar lagi ulang tahun yang keempat! Yuhuuu ... Sayangnya, yang biasa mencetuskan ide untuk ngapain sedang super sibuk mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya. Well, yes, Ranz sibuk melulu akhir-akhir ini.

Sebenarnya Ranz sudah melontarkan ide ke aku sih, tinggal aku iyain atau engga. :D gantian akunya yang juga sibuk memilah dan memilih harus ngapain. :D (ngeles ini judulnya!)



Atas usul Ahok KW alias Kie Kie Qiut, tema segowangi kali ini adalah “Segowangi welcoming Chinese New Year” . Imlek masih beberapa minggu lagi sih, tapi kata “welcoming” kan bisa digunakan jauh-jauh hari juga kan ya? Dan ... alhamdulillah Avitt si empunya toko virtual BikeVitGarage a.k.a Ratu Krapyak sempat membuatkan flyer. (Shhttt ... dengan alasan aku ga ingin terus menerus merepotkan Riu yang selama lebih dari dua tahun telah membuatkan flyer segowangi, namun sialnya aku tak bisa membuatnya sendiri, LOL, aku kadang menunggu Avitt menawarkan diri membuatkan flyer. Hihihi ...)




Untuk dress code aku spontan memilih warna merah merona. (lha padahal di bulan Desember aku memilih warna merah ngejreng. Kekekeke ... apa bedanya?) Sedangkan untuk rute (ternyata) agak mirip dengan rute segowangi47. Yaitu, balaikota – tugumuda – jalan Sugiyopranoto – jembatan Banjirkanal Barat (berputar) – jalan Indraprasta – jalan Imam Bonjol – Stasiun Poncol – Stasiun Tawang – Kota Lama – jalan Pekojan – Klenteng Tay Kak Sie (photo session) – jalan Pekojan – jalan Gajahmada – jalan Pemuda – balaikota.

Hari Jumat siang itu Semarang cukup panas. Sore sedikit mendung, namun tidak ada tanda-tanda hujan. Ketika aku dan Ranz sampai di balaikota sekitar pukul 18.40, sudah terlihat beberapa pesepeda, misal Arifsandro dan seorang kawan kerjanya; duh mereka rajin sekali. :D Tak lama kemudian om Leo datang. Waaahhh J




Pukul tujuh malam sudah kuhitung sudah lebih dari 30 orang berkumpul. Alhamdulillaaah. Banyak juga kulihat wajah-wajah baru. J Melihat yang datang sudah cukup banyak, om Leo pun mulai mengejarku untuk segera berfoto-foto bersama untuk kemudian mulai gowes. Waduw ... padahal beberapa rekan yang rumahnya lumayan jauh yang sudah mengabari sedang on the way belum nampak batang hidungnya je. Akhirnya aku mengajak teman-teman berfoto bareng terlebih dahulu.




Ketika foto bareng ini, setelah beberapa kali jepretan, mendadak hujan turun. Hwaaa ... Ranz yang membawa lensa baru untuk kameranya langsung kabur menyelamatkan diri. LOL. Kawan-kawan pun langsung mengikuti. Kita berteduh ke teras balaikota!




Saat menunggu hujan berhenti, beberapa kawan pun datang. Iin datang dikawal Kie Kie Qiut, dan yang lain-lain. Ada dua pesepeda yang pernah mengajakku ngobrol di bengkel ADI BIKE di samping RST datang. Waaah ... mereka tahu dari mana yak? J


drama apakah ini? :p






Ternyata, hujan malam ini terus datang dan pergi, sesuka hati. J tiap kali kita melihat hujan mulai reda, kita sudah mau mempersiapkan sepeda untuk dinaiki, eh, hujan turun lagi. Begitu terus menerus hingga pukul sembilan malam. Waktu aku mau mengajak Ranz nekad bersepeda di bawah guyuran air hujan, dia bilang, “Aku ga mau basah, entar malam kan aku langsung balik ke Solo. Aku ga mau sakit.” Duh ... tubuhnya memang akhir-akhir ini tak lagi water proof. LOL. Ya sudah. Aku mengalah. J Dan nampaknya yang lain pun juga ogah kehujanan kala bersepeda malam-malam. J










Menjelang pukul sembilan malam, ketika kulihat ga ada tanda-tanda hujan akan benar-benar berhenti, kecuali mungkin hanya untuk sementara, aku membubarkan pasukan. Ini pun setelah beberapa kawan meninggalkan lokasi. Yang pertama pulang adalah Om Leo dengan seorang perempuan, mungkin keponakannya, dengan mengendarai sebuah mobil yang datang menjemput. Kemudian Om Andy yang mengenakan jersey bertuliskan WESEL POS (ternyata pensiunan Kantor Pos) juga pulang. Dia datang ke balaikota naik mobil, jadi dia cukup mencantolkan sepeda di bike rack yang dia pasang di belakang mobil. Ada juga dua pesepeda lain yang memanggil taksi, kemudian pulang duluan. :D

Duuuhhh ... maaf ya kawan-kawan. Malam ini kita hanya bersilaturrahmi di teras balaikota, tanpa bersepeda keliling kota bersama-sama. Semoga di bulan Februari nanti lebih bersahabat (cuacanya). Suwun telah meluangkan waktu untuk hadir ke balaikota dan ngobrol-ngobrol dengan riang gembira.


LG 12.50 29/01/2018 

SEGOWANGI 47 ~ Gowes Hari Ibu

SEGOWANGI 47

Khusus untuk bulan Desember 2017, pelaksanaan segowangi diajukan ke hari Jumat ketiga, yakni tanggal 22 Desember 2017 karena pada hari Jumat terakhir tanggal 29 Desember, aku dan Ranz sedang akan mbolang ke propinsi sebelah. Yuhuuu. :D

Kebetulan dilaksanakan pada tanggal 22 Desember – yang biasa dikenal sebagai HARI IBU di Indonesia – dan juga om Poetoet dari B2W Indonesia menyarankan untuk menyelenggarakan satu event gowes untuk menyambut datangnya Hari Ibu, pelaksanaan segowangi ke-47 kuberi tajuk GOWES HARI IBU. (Shhhtt ... waktu mbolang Semarang – Cirebon di akhir tahun 2016 bersama 4 gadis pelor, kita juga menamai kegiatan itu sebagai #goweshariibu.  

Rute segowangi 47 adalah balaikota – Tugumuda – jalan Sugiyopranoto – jembatan Banjirkanal Barat (berputar) – jalan Kokrosono – jalan Brotojoyo – jalan Hasanudin – jalan Imam Bonjol – Kota Lama – jalan Pemuda – jalan Thamrin – jalan Pandanaran – Tugumuda – jalan Imam Bonjol – jalan Pierre Tendean – jalan Pemuda – balaikota.

Alhamdulillah cuaca cerah, tak turun gerimis sedikit pun, di kawasan Balaikota. :D Sayangnya yang datang kali ini tidak begitu banyak, mungkin karena pelaksanaannya maju di hari Jumat ketiga, dan tidak ada flyer/poster yang bisa ditayangkan di akun instagram B2W Semarang. :D Tapi, gapapa, yang penting, segowangi ke-47 tetap terselenggara! Yuhuuu ...

(Eh, baru kali ini, segowangi bulan Desember tanpa menyalakan kembang api. J) Tahun 2017 memang istimewa! :D


LG 11.34 29/01/2018 

















SEGOWANGI 46 ~ November Rain

Seperti segowangi45 di bulan Oktober dimana pertama kali aku menggunakan tema BERSEPEDA TUNGGAL IKA (move on dari tema sekitaran halloween sejak tahun 2014 LOL), di bulan November 2017, aku pun move on dari tema sekitaran HARI PAHLAWAN. :D Untuk pertama kali aku menggunakan tema – yang kuadopsi dari judul lagu slow rock – yakni NOVEMBER RAIN. J

Seperti biasa, segowangi ke-46 kita selenggarakan di hari Jumat terakhir di bulan November ini. Mengambil tema NOVEMBER RAIN alias udan ora udan tetep pitpitan karena sejak awal bulan November, hujan rajin sekali menyambangi kota Semarang. Dengan tema udan ora udan tetep pitpitan, kuharapkan rekan-rekan pehobi gowes malam tidak ragu untuk datang, meski hujan datang. J

Agar terlihat dengan mudah oleh pengguna jalan lain, warna oranye untuk jersey maupun kaos kupilih. Untuk memberikan sedikit tantangan (nanjak), aku memilih rute : Balaikota – Tugumuda – Jl. Sugiyopranoto – Jl. Jendral Sudirman – Kalibanteng – Jl. WR Supratman – Jl. Suratmo – Jl. Simongan – Jl Kaligarang – Jl. Dr. Sutomo – Tugumuda – Jl. Imam Bonjol – Jl. Pierre Tendean – Jl. Pemuda – Balaikota.

Namun ternyata, menjelang berangkat, hujan beneran turun. Dan, seperti dua bulan sebelumnya, aku dkk memilih menunggu hujan sedikit mereda, hingga sekitar pukul delapan malam. Baru kita mulai mengayuh pedal. Karena sudah cukup malam, aku dkk tidak mengikuti rute seperti yang telah kuumumkan di grup facebook B2W Semarang, yang penting tetap bersepeda. Dari balaikota kita menuju Tugumuda kemudian belok ke jalan Pandanaran, sesampai Simpanglima kita belok kiri ke arah jalan Gajahmada. Lurus hingga jalan Depok, kita belok kiri. Dari Depok kita kembali masuk ke jalan Pemuda, kembali ke balaikota. Ternyata sesampai balkot, kita bertemu dengan Hariyadi dan seorang kawan kerjanya yang telah kembali dari bersegowangi mengikuti rute yang kutulis. Waw. Dia tidak melihat kita masih nongkrong di balaikota waktu dia datang. Karena tidak melihat siapa-siapa, dikira kita sudah berangkat, maka dia langsung ngebut nyusul. Berbekal rute yang kutulis di grup, dan google maps, mereka berdua mengikuti rute dengan baik. Hariyadi bilang, “Seneng kok, bisa lebih tahu jalan-jalan di kota Semarang.” Hihihi ...

Sampai bertemu di segowangi selanjutnya!















LG 10.50 29/01/2018