Cari Blog Ini

Jumat, 23 Maret 2018

Nyeli yuk Nyeli :)



Sepeda lipat mungkin masih dipandang dengan sebelah mata hingga tahun 2013, (baca ini dimana kutulis di grup fb komunitas bikepacker Indonesia masih ada yang bertanya, "mungkinkah kita turing dengan mengendarai sepeda lipat?" yang bisa kita simpulkan bahwa masih ada orang yang menganggap sepeda lipat tidak mumpuni untuk dipakai bersepeda jarak jauh, di tahun 2013!) padahal aku dan Ranz yang newbie di bidang bikepacking 2 tahun sebelumnya, kita memilih menggunakan sepeda lipat karena lebih praktis. (baca => kita juga hanya dipandang dengan sebelah mata, atau mungkin malah tidak dianggap ada. lol.) gapapa, we exist because we think we exist although other people do not see us exist. lol.

Padahal para lipaters sudah mengusahakan beberapa hal agar kita dianggap ada. lol.

Pertama. Mendirikan wadah tempat berkumpulnya para pecinta sepeda lipat: indonesia-foldingbike a.k.a id-fb.

Kedua. Mengadakan event di kota-kota lain untuk merangsang kota-kota lain mendirikan wadah yang sama. Event pertama yang kuhadiri adalah JOGJA ATTACK, 5-6 Maret 2011, yang kebetulan merupakan embrio penyelenggaraan jamselinas. Waktu itu, selain id-fb, (yang kemudian hari dianggap induk seluruh komunitas sepeda lipat di kota-kota Nusantara); jfb sebagai tuan rumah, juga ada Bikeberry (Surabaya), Komselis (Semarang), Sel-b (Bandung) Befocyco (Bekasi), @selisolo Solo) dll.


Ketiga. Mengadakan jambore sepeda lipat nasional alias jamselinas mulai tahun 2011. Sebagai ibukota, tentu Jakarta adalah host dari event jamselinas pertama. Setelah itu menggilir kota-kota lain untuk menyelenggarakan jamselinas di tahun-tahun berikutnya. Meski pada waktu itu jumlah kota yang telah memiliki wadah pecinta sepeda lipat masih terbatas, dengan pede para 'pejabat' waktu itu menentukan jambore sepeda lipat ini diselenggarakan setahun sekali. :)

Keempat. Mengadakan event sejenis 'enduro'. Di tahun 2012 Jakarta kembali menjadi tuan rumah pertama event sejenis turing naik sepeda lipat ini mengingat jarak yang ditempuh cukup lumayan bikin ngos-ngosan, yakni 150 kilometer. Di tahun 2013 Jogja menjadi tuan rumah event sejenis yang diberi tajuk J150K. Aku tidak ikut event di tahun 2012, tapi ikut yang di Jogja. (Jogja ituuuh, selain ngangenin, tapi juga karena lokasinya dekat dengan Semarang, sehingga biaya transportasi kesana ga mahal. lol.)


Kelima. Tanpa dikomando oleh id-fb, beberapa komunitas sepeda lipat rutin mengadakan acara ultah dengan mengundang para pecinta sepeda lipat dari lain kota. Dan ini memberi kesempatan mereka yang hobi dolan peluang untuk dolan keluar kota sambil sepedaan.

Keenam. Semakin lama semakin banyak kota yang membentuk wadah pecinta sepeda lipat. Wadah ini tak lagi hanya dimonopoli kota-kota di Pulau Jawa saja, tapi juga sudah merambah kota-kota di pulau lain. Misal : SLIM (Makassar) yang bakal jadi tuan rumah jamselinas 8 tahun 2018, SELPI (Palembang) yang bakal jadi tuan rumah jamselinas 9; KOSELLA (Lampung), KELIPAN (Pangkal Pinang). Beberapa wadah pecinta sepeda lipat (baru) di Pulau Jawa, misal VVD (Depok, SELITANG (Tangerang), SELIMA (Magelang) dan DEK SELI (Demak).


Seperti yang kutulis disini, aku menyimpulkan bahwa tahun 2017 adalah tahun dimana kian banyak orang yang melirik sepeda lipat. Event J150K SESAT beberapa bulan sebelumnya pun diserbu calon peserta. Semoga benar, ini benar-benar merupakan pertanda positif bahwa sepeda lipat telah dianggap sebagai sepeda yang mumpuni untuk diajak menjelajah kota-kota, dengan jarak tempuh lebih dari seratus kilometer sehari. Si mungil sepeda lipat -- jika dirawat dengan tepat dan diberlakukan sama seperti sepeda-sepeda lain -- tidak kalah dengan sepeda balap, sepeda gunung (yang sok dipakai di jalan raya lol) dan lain-lain. Satu keunggulan sepeda lipat yang tidak mungkin dikalahkan sepeda jenis lain : praktis ketika kita butuh loading.


 Barang kali, satu saat nanti, kita bisa membuat slogan : AKHIRNYA SEMUA PUN NYELI. lol.

IB180 11.48 24032018


Kamis, 22 Maret 2018

2ukun Agawe Selima

Ini adalah kali pertama aku dan Ranz ikut event yang diadakan oleh C5 (baca => SELIMA), nama komunitas sepeda lipat Magelang. Event yang diberi tajuk "2UKUN AGAWE SELIMA" ini untuk memperingati hari lahir kedua C5. :) 2 tahun lalu -- waktu event deklarasi pembentukan C5, kita tidak datang karena malamnya kita mengadakan gowes malam Earth Hour 2016. Tahun 2017, kalau tidak salah kita fokus mau ikut Tour de Pangandaran 8, jadi ga kepikiran mau menghadiri acara ultah pertama C5.


Jumat 16 Maret 2018

Aku mulai mengayuh pedal Austin menuju Sukun sekitar pukul satu siang. Suasana cukup terik, hingga hampir menggoyahkan imanku untuk nge-grab ajah. LOL. Tapi karena sekarang aku jarang punya kesempatan nanjak Gombel -- malas soalnya LOL -- aku berteguh hati. LOL. Menginjakkan kaki di pertigaan Kaliwiru, sang mentari mendadak meredup. Antara senang dan was-was nih; senang karena ini berarti aku tidak akan 'dihajar' panas, was-was jika mendadak turun hujan. Males aja kalau harus pake mantel, kemudian sesampai Sukun, mantel dilipat -- dalam kondisi basah -- dan jika harus memakai mantel lagi sesampai Magelang ... hmmm ... pokoknya ga enak deh. :)

Di kaki bukit Gombel, aku mulai merasakan titik-titik gerimis. Nah lo! Aku tetap meneruskan perjalanan, tanpa menyempatkan diri berhenti untuk mengenakan mantel. Di Taman Tabanas, aku berhenti sebentar untuk memotret Austin (bukti aku beneran gowes LOL). Selepas Gombel, gerimis kian terasa. Kulihat semakin banyak orang-orang yang naik kendaraan berhenti di pinggir jalan untuk mengenakan mantel. Aku bergeming. Hingga sampai Sukun.

Sesampai Sukun, aku buru-buru melipat Austin, dan mencari tempat berteduh. Waktu berteduh inilah aku baru ngeh ... ternyata gerimis telah menjadi hujan.

Cukup lama juga aku menunggu bus H*****to datang. Begitu bus datang, aku memasukkan Austin ke dalam bagasi, masuk ke dalam bus, and ... voilaaa ... tempat duduk hampir penuh! Wuiiiih ... karena long weekend yak? Untung aku masih mendapatkan satu tempat duduk.

Bus berangkat pukul tiga sore diiringi hujan.

Selepas tanjakan Jambu yang ngangenin itu (suwer ewer ewer lol) hujan tak lagi nampak. Syukurlah ... aku bisa turun di Secang nih, agar ketika aku memasuki kota Magelang, aku telah mengayuh pedal Austin, dan bukan berada di dalam bus. :) Aku ingin memotret Austin dengan gapura SELAMAT DATANG DI KOTA MAGELANG KOTA SEJUTA BUNGA. Yuhuuu ...



Setelah masuk Jalan Ahmad Yani, gerimis mulai turun, dan kian menderas. Akhirnya aku pun mengenakan mantel. Di alun-alun aku ga sempat motret Austin dengan latar belakang tulisan M A G E L A N G karena hujan. :( Tapi aku mampir ke food court-nya karena perutku teramat keroncongan. Capcay menjadi menu pilihanku untuk makan sore itu. Usai makan, aku sempat bertanya kepada si penjual apakah dia tahu hotel yang tarif sewa kamarnya murah. Dengan baik hati si ibu memberitahuku satu hotel yang terletak di Jalan Daha; dari alun-alun aku lurus ke arah Selatan, sesampai toko TRIO BATIK, belok kanan, cari di daerah situ.

And ... I FOUND IT! Yuhuuu ... Sebenarnya seorang kawan asli Magelang namun bekerja di Semarang -- nama fbnya Arifsandro -- menawariku dkk menginap di rumahnya. Tapi, karena Ranz selalu butuh privacy di pagi hari -- untuk ritual paginya -- dan jika menginap di rumah kawan bakal harus ngantri panjang, kita memutuskan untuk mencari penginapan murah saja.

Ranz nyampe di penginapan -- dia berangkat dari Solo naik KA Prameks sekitar pukul 18.50, kemudian lanjut naik grab dari stasiun Tugu menuju Magelang -- menjelang pukul 10 malam.

Sabtu 17 Maret 2018

Kita mendapatkan sarapan berupa setangkup roti bakar, sebutir telur rebus dan segelas kecil teh panas. Lumayan ... dengan sewa kamar semalam hanya Rp. 125.000,00 untuk berdua itu sudah lumayan mewah, menurutku :)

Usai sarapan, kita menuju alun-alun, sekitar 500 meter dari penginapan, pukul 06.06. Sudah lumayan banyak yang datang. Bahkan beberapa kawan yang pagi itu berangkat dari Semarang sekitar pukul empat pagi sudah sampai di alun-alun. :)  Panitia menyediakan arem-arem dan risoles untuk sarapan para peserta. Alhamdulillah :) Mereka juga menyediakan air mineral.

'Pasukan' diberangkatkan sekitar pukul tujuh. Ada 100 orang yang terdaftar ikut event ini. Trek awal sangat menyenangkan -- yakni turunan. Tapi semua orang tahulah jika ada turunan pasti ada tanjakan. Well, meski menurut pendapatku pribadi, enakan diawali tanjakan yak, entar pulangnya tinggal turunan doang. :D Tapi, trek yang ada di Magelang tidak memungkinkan untuk itu.

Tujuan kita adalah satu destinasi wisata yang cukup baru di kota Magelang, satu 'hutan pinus' yang disebut SLEKER ASRI, terletak tidak begitu jauh dari alun-alun. Menurut satu artikel yang kubaca di internet, jaraknya hanya sekitar 8 kilometer. Tapi, tentu panitia bisa saja memilih rute memutar, agar kita tidak langsung sampai tujuan, lol, mosok jauh-jauh ke Magelang, gowes cuma sebentar? lol. atau agar trek yang kita lewati tidak didominasi tanjakan.

Magelang memang cantik. Kota yang dikitari oleh gunung-gunung ini tentu menawarkan pemandangan pegunungan dan sawah. Namun, bersepeda dengan orang- banyak dalam satu event seperti ini tidak memberi kita kebebasan berhenti selama kita suka hanya untuk foto-foto. Ga enak dengan panitia jika kita keasyikan foto-foto hingga ketinggalan jauh. Sweeper-nya kasihan. lol.

Sesampai tempat yang kita tuju, hmmm ... persis dengan yang kulihat di internet sehari sebelumnya; lokasi ini sudah disiapkan untuk orang-orang yang hobinya narsis foto-foto. lol.

Untuk cemilan di lokasi tujuan ini panitia menyediakan berbagai jenis gethuk. Sedangkan untuk 'makan berat'nya soto disediakan. Keduanya nikmat sekali! Tersedia teh dan kopi. Oh ya, dalam perjalanan -- kira-kira di kilometer 8 -- kita juga disodori pisang! Mantap deh panitianya.

Acara usai sekitar pukul 10.30. Karena jarak tempuh tidak terlalu jauh -- meski treknya naik turun -- panitia tidak menyediakan mobil loading. Namun, untuk kembali ke alun-alun, kita tidak perlu menempuh jarak yang sama waktu berangkat, ada jalan yang lebih dekat! Hanya butuh waktu setengah jam kita telah tiba kembali ke alun-alun.

Untuk 'mengobati' aku yang lagi sakaw gowes (rada) jauh, aku dan Ranz kembali ke Jogja dengan bersepeda. Dalam perjalanan kita mampir di satu pom bensinMuntilan untuk kebutuhan ke toilet, dan satu rumah makan yang terletak di seberang pom bensin Medari - Sleman untuk makan sore. Aku memilih menu kupat tahu sedangkan Ranz pilih mie ayam goreng. Kita sempat ngobrol dengan seorang perempuan yang mengaku suka dipanggil 'Lele' oleh kawan-kawan kuliahnya, dia bercerita pernah bersepeda Jogja - Pantai Kuta - Bali seorang diri dengan naik sepeda mini. Ih wow!



bersama Lele


Menjelang pukul setengah empat kita sampai di ujung Jalan Mangkubumi, tempat tulisan STASIUN YOGYAKARTA. Setelah itu, aku kembali ke arah Jombor. Dalam perjalanan pulang ke Semarang aku naik bus R*****na yang meninggalkan terminal Jombor sekitar pukul 16.25. Dan bus yang berjalan cukup pelan ini baru sampai Sukun sekitar pukul setengah sembilan! Hmfttt ... Turun ke kota aku lepas lipatan Austin, dan gowes lagi. Hujan masih menemani perjalanan, ga bisa motret Austin di Tugumuda nih. :D

Sampai ketemu di perjalanan kita selanjutnya yaaa.

IB 18.30 22032018


punggungnya siapa hayoooo :D






dua kali dikerjain MC satu ini, di JFB9UYUB dan event C5 ini :D


semangat di tanjakan :D


bersama Awan - Seli Solo Raya :)






P. S. :
foto-foto kuambil dari postingan panitia, om Budenk dan dari kamera Ranz :)

Kamis, 08 Maret 2018

Bee Jay Bakau Resort a.k.a BJBR Probolinggo

Bagi yang kurang mengenal destinasi wisata Probolinggo, pasti nama BJBR alias Bee Jay Bakau Resort kurang begitu familiar. Nah .. jika anda ingin melihat sekilas seperti apakah BJBR itu, sila tonton video yang dibuat oleh Ranz ini. :)

Untuk tulisan klik link ini yaaa :)

Selasa, 06 Maret 2018

Segowangi 49

Setelah 'gagal' bersepeda bersama di SEGOWANGI 48 karena hujan deras turun saat kita sedang berfoto bersama menjelang berangkat bersepeda bareng, hingga pukul sembilan malam, di SEGOWANGI 49 akhirnya kita bisa bersepeda bareng. Horeeee :)


On the way ke balaikota, karena kelaparan, aku mengajak Ranz mampir ke Pak Sabar, penjual sate yang kadang mangkal di halaman Indomaret belakang SMAGA, jalan Imam Bonjol. Untunglah Pak Sabar ada, (pertolongan pertama saat perut kelaparan. LOL.) Dari sana, kita ke balaikota, lewat jalan Pierre Tendean. Sesampai balkot, aku lihat penampakan seorang pesepeda duduk di bangku yang terletak di trotoar dekat gerbang keluar. Biasanya Arifsandro datang duluan ketimbang aku (sudah beberapa kali), jadi kukira itu dia. Setelah dekat, owh ... ternyata bukan. LOL. (Maklum, matakunkan belor.). Dia seorang pendatang baru di segowangi, tapi mengaku orang lama. Aku percaya saja dia orang lama karena menyebut nama-nama orang lama😁, misal Triyono, yang sekian tahun lalu pake nama "Salam Mesra" di facebook; Boil Lebon, Mas Tunggal, dan Tayux. Leh, beneran orang lama dia, tak perlu diragukan lagi. Bahkan Rangga -- nama si om satu ini -- tahu banget bahwa dulu jika B2W Semarang ngadain acara, pasti bareng dengan Komselis. 👏👏👏

Keasyikan ngobrol dengan om Rangga, sate ayamku pun keteter, ga langsung kumakan. LOL. (Akhirnya kumakan setelah selesai bersepeda bersama menyusuri rute yang telah kutentukan, aku, Ranz dan Hesti mampir di angkringan sebrang Bappeda)

Wajah lama yang juga menjadi pendatang baru segowangi kali ini adalah Indra Sadewa. (Segowangi 49 jadi terasa istimewa! 😁) Semenjak membeli sepeda lipat di Avitt, Indra mulai rajin ngikut sepedaan. Haseeeek 😆 Tami yang sudah mbolos beberapa kali pun muncul, dengan membuat rekor untuk dirinya sendiri : pertama kali bike to work dilanjut segowangi.) 

Seperti biasa, 'tema andalan' di bulan Februari -- karena ada tanggal 14 Februari, a.k.a. Valentine's Day -- tidak jauh dari 'love'. Hihihi ... Jika Februari 2017, temanya adalah "love is in the air" (embuh yang lagi jatuh cinta siapa pokoknya LOL) kali ini aku pilih tema "PINKY FEBRUARY" sehingga pilihan dress code adalah kaos/jersey berwarna pink.

Untuk rute kali ini dari balaikota kita menuju Tugumuda, langsung belok kanan ke jalan Imam Bonjol, lurus hingga stasiun Tawang, jalan Ronggowarsito, jalan Raden Patah, masuk Kota Lama, dan photo session disana. Btw, sekarang Kota Lama meriah lho di malam hari! Jika dulu biasanya jika foto-foto di Kota Lama, kita memilih Gereja Blenduk sebagai latar belakang, sekarang kita bisa memilih 3D Museum yang terang benderang.

Foto-foto bisa dilihat di bawah ini. Seperti biasa, bidikan Ranz. :)



















yang sedang heboh di jagad maya, calon pasangan terbaru yang lahir di Segowangi ... ihir ihir ...
LOVE IS IN THE AIR :)